Sunday, October 2, 2011

HKI SUMBER INOVASI DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

“Forum ini merupakan kegiatan rutin yang betujuan untuk terus menerus mengembangkan pemahaman akan pentingnya peran dan kontribusi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Selain itu juga untuk mendorong peningkatan pemanfaatan iptek dalam mendukung pembanguann perekonomian Indonesia menuju perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge based economy),” ungkap Deputi Kepala BPPT Bidang Pengkajian Kebijakan Teknologi (PKT), Tatang A. Taufik pada acara Forum Apresiasi dan Komunikasi HKI yang bertajuk Pengembangan HKI sebagai Sumber Inovasi Dalam Pembangunan Bangsa, di BPPT pagi tadi (6/12).

Hak Kekayaan Intelektual (HKI), sambungnya, merupakan hak pribadi yang harus dilindungi. Karena perlindungan hukum merupakan aspek penting dalam mendorong kreatifitas keinovasian. “Tanpa adanya HKI yang baik mustahil untuk menciptakan iklim yang kondusif untuk berkembangnya suatu inovasi,” jelasnya.

Berdasarkan data dari Ditjen HKI Kementerian Hukum dan HAM RI, berdasarkan pengajuan paten di Indonesia per periode 31 Desember 2010, Indonesia baru menempati posisi keempat dengan jumlah pengajuan paten 6.595 aplikasi paten. Posisi pertama ditempati Amerika sebanyak 20.661 dan Jepang 13.754 aplikasi paten. Dua negara asia yang juga progersif dalam mengembangakan dan mengajukan paten adalah Korea Selatan dan China.

Dengan memperhatikan sekelumit gambaran pengajuan paten di Indoensia, Tatang berpandangan perlunya mendorong pengembangan dan pemanfaatan HKI sebagai sumber inovasi di daerah dengan melakukan pengembangan talenta kreatifas keinovasian agar dapat berkembang didaerah dan menjadikan daerah sebagai sumber inovasi bagi peningkatan daya saIng nasional. Selain itu juga perlu mengakselerasi pengembangan kelompok usia muda sebagai potensi inovasi dalam memperkuat perekonomian Indonesia agar menjadi salah satu macan asia. “Selain itu, diperlukan pengembangan jaringan inovasi yang kuat seperti pemerintah, perguruan tinggi, lembaga litbang, pelaku bisnis dan pelaku pembiayaan yang harus berkolaborasi untuk memperbesar peluang berkembangnya inovasi,” tambahnya.

“Melalui instansi pemerintah seperti BPPT sudah saatnya untuk mendorong, memotivasi serta melakukan gerakan bersama untuk menghasilkan inovasi berbasis HKI dalam membangun bangsa Indonesia. Karena inovasi dihasikan dari upaya kolaborasi sinergis multipihak,” ungkapnya lebih lanjut.

Dalam laporannya, Kepala Biro Umum dan Humas, Hamir Hamzah menyampaikan BPPT telah melakukan beberapa proses percepatan paten yang diamanatkan dalam tupoksi. Diantaranya melalui mediasi dan membentuk majelis HKI. Saat ini BPPT telah menghasilkan sebanyak 49 HKI yang dipatenkan. “Tujuan utama dari paten tidak hanya terbatas pada proses menghasilkan paten, tapi bagaimana paten tersebut dapat terdeliver ke pihak industri atau yang menghasilkan paten dapat membangun perusahaan. Motivasi BPPT adalah bagaimana agar invensi menjadi inovasi tersendiri yang harus mempunyai nilai ekonomi atau mengarah pada komesialisasi dari satu penemuan,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (Gamma), Dasep Ahmadi, yang juga selaku pengusaha di bidang manufakturing memandang inovasi dari mindset seorang pengusaha. Inovasi dapat dilihat dari berbagai aspek seperti dari inovasi produk, proses manufakturing, inovasi pemasaran serta inovasi pelayanan. “Dari sisi dunia usaha, faktor yang menjadi pendorong inovasi dapat dilihat dari SDA lingkungan yang terbatas dan produk yang sudah using. Didukung dengan adanya kemajuan teknologi dan memaksimalkan gagasan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen serta kebutuhan dari peningkatan daya saing,” jelasnya.

Pandangan lain, dari Direktur Utama Accupunto Internasional, Yos Theosabrata mengatakan bahwa suatu inovasi diawali dari suatu imajinasi baru masuk ke invensi. Lalu dilakukan proteksi dan produksi sehingga harus dipromosikan untuk menciptakan suatu persepsi, tahap selanjutnya adalah distribusi dan dilisensikan untuk mendapatkan loyalti. “Tahap awal berimajinasi harus didasari pada cara berfikir secara out of the box. Dari situlah tanpa disadari dapat menghasilkan suatu karya-karya besar. Yang terpenting dari serangkaian proses inovasi adalah pada tahap persepsi. Siapa yang berhasil menciptakan dan membentuk persepsi di benak masyarakat, dia lah yang menang di dunia usaha”, tegas pengusaha bidang industri kreatif tersebut. (sumber naskah:KYRAS/humas)